Mengatasi Kecemasan pada saat tidak memiliki pekerjaan

Kecemasan merupakan proyeksi masalalu di bawah alam bawah sadar untuk melihat masa datang.

Kecemasan merupakan ketidaknyamanan pikiran yang menyakitkan atau menakutkan yang menyerang sebagian peristiwa yang akan datang. Seseorang yang mengalami kegagalan dalam pekerjaan atau yang sedang berjuang untuk mendapatkan pekerjaan sering mengalami kecemasan. Kecemasan ini kadang tanpa alasan apapun. Tetapi yang sering terjadi bayangan kegagalan, tuntutan-tuntutan, masa-masa sulit atau juga kegagalan dalam membangun hubungan relasi dengan teman kantor menyebabkan seseorang mengalami kecemasan. “Mengapa engkau tertekan, hai jiwaku, dan mengapa engkau gelisah di dalam diriku? Berharaplah kepada Allah! Sebab aku bersyukur lagi kepada-Nya, penolongku dan Allahku!”

A. Memahami kecemasan

Kecemasan adalah kondisi emosional yang tidak menyenangkan, yang ditandai oleh perasaan-perasaan subjektif seperti ketegangan, ketakutan, kekhawatiran dan juga ditandai dengan aktifnya sistem syaraf pusat. Ada perbedaan mendasar antara kecemasan dan ketakutan. Pada ketakutan, apa yang menjadi sumber penyebabnya selalu dapat ditunjuk secara nyata. Sedangkan pada kecemasan sumber penyebabnya tidak dapat ditunjuk dengan tegas, jelas dan tepat. Secara teknis, kecemasan merupakan hal sekunder bagi konflik-konflik bawah sadar, sedangkan ketakutan adalah hal sekunder bagi konflik-kondlik yang disadari. Tetapi pada prakteknya kehidupan nyata keduanya kadang sering tidak dapat dipisahkan.

B. Gejala-Gejala Kecemasan

Kecemasan merupakan respon yang penuh dengan ketakutan yang mempengaruhi tubuh dengan respon-respon yang ditandai dengan adanya gejala-gejala fisik seperti jantung yang berdebar, gelisah, meningkatnya tekanan darah dan tegang, berkeringat, merasa panik dan resah tanpa alasan yang jelas. Seseorang yang mengalami kecemasan kadang berbicara terlalu banyak dan sulit tidur. Secara umum seseorang yang mengalami kecemasan dapat terjadi karena adanya kekecewaan, ketidakpuasan, perasaan tidak aman atau adanya permusuhan dengan orang lain. Kecemasan terdiri dua tingkatan: Pertama adalah kecemasan secara psikosis (Kecemasan yang berwujud sebagai gejala-gejala kejiwaan, seperti tegang, bingung, khawatir, sukar berkonsentrasi, perasaan tidak menentu dan sebagainya) dan kedua kecemasan secara psifisiologis (Kecemasan yang sudah mempengaruhi atau terwujud pada gejala-gejala fisik, terutama pada fungsi sistem syaraf, misalnya tidak dapat tidur, jantung berdebar-debar, gemetar, perut mual, dan sebagainya). Dalam banyak kasus kecemasan dapat menjadi problem nyata yang mendasar terhadap orang yang menyangka telah melakukan dosa yang tidak terampuni.

C. Penyebab Kecemasan pada saat tidak bekerja

1. Dari pengalaman hidup seseorang, kita bisa melihat ada beberapa sumber penyebab kecemasan:

  • Pengalaman buruk dan penuh tekanan pada masa kanak-kanak dapat menyebabkan kecemasan setelah beranjak dewasa.
  • Konflik pada masa kanak-kanak yang terus ditekan ke alam bawah sadar sehingga menjadi kekuatiran obsesi atau fobia.

2. Kecemasan berasal dari rasa takut karena perasaan rendah diri (minder), kemiskinan atau kesehatan yang buruk. – Kepribadian Perfeksionisme : tidak pernah merasa puas Kecemasan disebabkan oleh tindakan perencanaan yang tidak mengikutsertakan Tuhan. Ketika kita memilih cemas (walaupun tidak kita sadari) itu berate kita sedang tidak mempercayai Tuhan. Dan itu artinya DOSA.

D. Mengatasi kecemasan

Tidak semua kecemasan itu buruk, kadang-kadang kecemasan memiliki segi positif dan baik. “sedikit (kecemasan) dalam jumlah yang normal dapat menambah semangat untuk bekerja. Olahragawan tidak mampu berlaga dengan baik dan sukses tanpa adanya sedikit kecemasan. Pengusaha melakukan kompetisi lebih baik dengan adanya rangsangan kecemasan itu. Sedikit kecemasan secara pasti memperkuat konsentrasi dan mendorong keluarnya imajinasi, juga menghasilkan lebih banyak ide kreatif. Kecemasan menstimulasi minat dan membangun ambisi. Kecemasan melindungi dari bahaya” Artinya dalam kesadaran yang positif, kecemasan adalah naluri pemberian Tuhan yang membuat kita wasapada terhadap situasi yang penuh ketakutan dan menyiapkan kita untuk memberikan tanggapan yang secukupnya terhadap situasi tersebut. Ada pepatah “Orang-orang yang tidak belajar untuk mengatasi kecemasan akan mati muda.” Salah satu cara untuk mengatasi kecemasan adalah dengan cara menghadapinya secara terbuka. Karena semakin kita lari, semakin kecemasan bertambah, bahkan rasa cemas tidak memberikan jalan keluar untuk menangani masalah atau membawa keluar dari situasi yang ada. – Analisa situasi dengan tenang, jujur, tanpa rasa takut seraya memikirkan hal-hal terburuk yang mungkin terjadi. – Menerima hal itu jika perlu, apabila saat ini sedang tidak bekerja, yakinlah bahwa Tuhan mempersiapkan pekerjaan yang – Dengan ketenangan dan penyerahan diri curahkan waktu dan tenaga untuk memperbaiki. Kecemasan itu ibarat virus yang dapat menular kepada orang lain.

E. Memandang Kecemasan dari sudut pandang Allah

Plato berkata, “Kesalahan terbesar yang dibuat oleh para dokter adalah bahwa mereka berusaha untuk menyembuhkan tubuh tanpa berusaha untuk menyembuhkan pikiran; padahal pikiran dan tubuh adalah satu dan tidak boleh ditangani secara terpisah”.

  • Alkitab menyatakan konsep tersebut secara lebih baik lagi di dalam 1 Tesalonika 5:23 “Semoga Allah damai sejahtera menguduskan kamu seluruhnya dan semoga roh, jiwa dan tubuhmu terpelihara sempurna dengan tak bercacat pada kedatangan Yesus Kristus, Tuhan kita”. Itu artinya bahwa Tubuh kita saling terintegrasi antara pikiran, perasaan dan fisik.
  • Tuhan menasehati dalam Matius 6:34,Yesus berkata bahwa orang yang sedang mengalami kecemasan harus belajar untuk menerima keadaan yang sepertinya tidak dapat diubahkan saat itu. Tetapi kalimat itu juga tidak berarti seseorang yang mengalami kecemasan untuk berdiam diri dan tidak memperbaiki keadaan di sekitarnya. Jelasnya, Tuhan ingin agar kita yang mengalami kecemasan untuk berusaha menghadapi situasi yang berat sekalipun tanpa harus kuatir dan belajar untuk hidup sambil menuju ke arah berbaikan.
  • Kecemasan terjadi karena selalu memikirkan dengan pikirannya sendiri, Paulus menasehati untuk menyerahkan segala kekuatirannya kepada Allah. “Janganlah hendaknya kamu khawatir tentang apa pun juga, tetapi nyatakanlah dalam segala hal keinginanmu kepada Allah dalam doa dan permohonan dengan ucapan syukur. Damai sejahtera Allah, yang melampaui segala akal, akan memelihara hati dan pikiranmu dalam Kristus Yesus” (Filipi 4:6-7).
  • Seseorang yang cemas melihat bahwa dirinya tidak dapat menyelesaikan semua persoalan, atau bahkan tidak ada seorangpun yang peduli kepadanya. Amsal mengakui bahwa sering kali orang yang mengalami kecemasan karena lebih berpikir tentang kemampuan atau pengertian dirinya sendiri. “Percayalah kepada Tuhan dengan segenap hatimu, dan janganlah bersandar pada pengertianmu sendiri. Akuilah Dia dalam segala lakumu, maka Ia akan meluruskan jalanmu. Janganlah engkau menganggap dirimu sendiri bijak, takutlah akan Tuhan dan jauhilah kejahatan; itulah yang akan menyembuhkan tubuhmu dan menyegarkan tulang-tulangmu” (Amsal 3:5-8). Hal ini menunjukkan bahwa seseorang yang cemas kadang tidak sadar untuk melibatkan Allah membantu masalahnya, atau kadang ia merasa bijak dan menganggap semua masalahnya akibat perbuatan orang lain.
  • Seseorang yang mengalami kecemasan kadang hanya memandang permasalahan yang sedang dihadapi dan menciptakan lebih banyak kesulitan untuk diri sendiri. Orang yang cemas dapat bertahan di tengah-tengah setiap kesulitan dengan memusatkan perhatiannya kepada Tuhan dan bergantung kepada-Nya. Yeremia mengatakan : “Tetapi berbahagialah orang yang mengandalkan TUHAN dan yang berharap kepada-Nya. Ia seperti pohon yang tumbuh di tepi sungai, yang akarnya mencapai air—pohon yang tidak takut panas dan tidak kuatir akan musim kering yang panjang. Daun-daunnya tetap hijau dan ia terus-menerus menghasilkan buah yang baik” (Yer 17:7-8).
  • Penulis kitab Mazmur memberi nasehat untuk kita yang mengalami kecemasan. “Mengapa engkau tertekan, hai jiwaku dan gelisah di dalam diriku? Berharaplah kepada Allah! Sebab aku akan bersyukur lagi kepadaNya, penolongku dan Allahku!” (Mazmur 42:6) Semua pintu seperti tertutup dan tidak ada harapan lagi, tetapi Allah yang akan menjadi penolong kepada setiap orang yang berhadap padaNya.

F. Langkah-langkah praktis melepaskan kecemasan dalam pekerjaan

1.  Berdoa kepada Tuhan dan menyatakan:

  • Permohonan-permohonan kita secara spesifik dengan pekerjaan, bidang-bidang pekerjaan dll
  • Perasaan-perasaan kecemasan kita secara terbuka di hadapan-Nya, mungkin dengan pengalaman masalalu, pengalaman traumatis akibat PHK dll
  • Menyerahkan perasaan negatif: ketakutan, kekhawatiran, keragu-raguan, dll.

2.  Merenungkan janji-janji Tuhan dan memilih untuk mempercayai serta mentaati-Nya, Ia memerintahkan kita untuk tidak menjadi kuatir (Filipi 4:6)
3.  Merenungkan apa kehendak Tuhan dalam situasi yang sedang kita alami: apa yang mau Ia ajarkan kepada kita saat ini?
4. Berbagi dengan orang-orang yang bisa kita percayai tentang kebutuhan-kebutuhan kita yang sedang kita alami
5. Memutuskan untuk mempercayai Allah, menyerahkan kendali hidup kita kepada-Nya, dan melakukan apa yang kita tahu benar dengan sebaik-baiknya.

6. Tidurlah secukupnya (8 jam)
7. Jangan menunda-nunda, karena akan menyebabkan lebih banyak kecemasan.
8. Melawan pikiran negative mengganti dengan pikiran positif

Perbedaan Kecemasan (Anxiety) dengan Ketakutan (Fear)

Kecemasan (Anxiety) adalah perasaan tidak nyaman yang biasanya berupa perasaan gelisah, takut, atau khawatir yang merupakan manifestasi dari factor psikologis dan fisiologis. Komponen-komponen yang terlibat saat seseorang merasa cemas adalah komponen kognitif, somatik, emosional, and behavioral.
Kecemasan biasanya terjadi tanpa stimulus yang jelas, sehingga kecemasan harus dibedakan dengan rasa takut (fear) sebab takut muncul karena adanya ancaman yang jelas dari luar. Rasa takut berhubungan dengan tingkah laku spesifik untuk menghindar dan menjauh dari stimulus yang tidak menyenangkan. Sedangkan kecemasan merupakan akibat dari ancaman yang tidak jelas, tidak bisa dikontrol dan tidak bisa dihindari. Continue reading

TERAPI GANGGUAN KECEMASAN

Pendekatan-pendekatan psikologis berbeda satu sama lain dalam tekhnik dan tujuan penanganan kecemasan. Tetapi pada dasarnya berbagai tekhnik tersebut sama-sama mendorong klien untuk menghadapi dan tidak menghindari sumber-sumber kecemasan mereka. Dalam menangani gangguan kecemasan dapat melalui beberapa pendekatan : Continue reading

KECEMASAN dan PENANGANANNYA

Semua orang sadar atau tidak pernah memiliki rasa cemas. Cemas ini biasanya terjadi pada saat adanya kejadian atau peristiwa tertentu, maupun dalam menghadapi suatu hal. Seseorang yang mengalami gangguan ini bisa dikatakan mengalami anxiety disorder (gangguan kecemasan) yaitu ketakutan yang berlebihan dan sifatnya tidak rasional. Seseorang dikatakan menderita anxiety disorder apabila kecemasan atau anxietas ini mengganggu aktivitas dalam kehidupan dari diri individu tersebut. salah satunya terganggunya fungsi sosial dalam diri individu. Continue reading

KDRT menurut Konselor Kristen

Menurut Dorothy Nolte, bila seorang anak hidup dengan kritik, Ia belajar untuk menyalahkan. Bila seorang anak hidup dengan rasa benci, ia belajar bagaimana berkelahi. Pengalaman trauma seorang suami akan berpotensi terjadinya KDRT. Pengalaman trauma seorang wanita terhadap kekerasan ayahnya pada ibunya akan berpengaruh terhadap cara pandang kepada suaminya. Continue reading

Kecemasan menurut Alkitab

            Seorang wanita yang mengalami kecemasan ekstrem mungkin tidak dapat mengontrol keadaannya. Ia merasa begitu cemas tanpa dapat mengetahui keadaannya dengan pasti. Wanita ini memiliki perasaan atau luka yang dalam, tersembunyi yang tetap tinggal selama bertahun-tahun dalam alam bawah sadarnya. Beberapa kasus yang penulis temui ia perlu menghadapi masalah tersebut, menemukan akar perasaannya dan menggantikan dengan kuasa kesembuhan yang diberikan Yesus Kristus dan Alkitab.

Pentingnya seseorang yang mengalami kecemasan untuk lebih bersandar pada Tuhan dan memanfaatkan sumber-sumber dari Alkitab.

Continue reading

KECEMASAN-3

Kecemasan menurut Ahli Konseling

Norman Wright (Wright, 1998:10) kekhawatiran dan kecemasan menunjukkan adanya kekalutan dalam diri seseorang yang dialami dalam siatuasi yang penuh ketakutan dan stress. Lanjutnya, kecemasan dalam bahasa Yunani  digambarkan sebagai kekuatan berlawanan yang bekerja untuk membuat manusia menderita.

Tidak semua kecemasan itu buruk, kadang-kadang kecemasan memiliki segi positif dan baik. Menurut Quentin Hyder (dalam Wright, 1998:11) :

“sedikit (kecemasan) dalam jumlah yang normal dapat menambah penampilan. Para atlet tidak mampu berlaga dengan baik dan sukses tanpa adanya sedikit kecemasan. Pengusaha melakukan kompetisi lebih baik dengan adanya rangsangan kecemasan itu. Sedikit kecemasan secara pasti memperkuat konsentrasi dan mendorong keluarnya imajinasi, juga menghasilkan lebih banyak ide kreatif. Kecemasan menstimulasi minat dan membangun ambisi. Kecemasan melindungi dari bahaya”

Continue reading

KECEMASAN-2

Pengertian Kecemasan Secara Umum

Kecemasan atau dalam Bahasa Inggrisnya “anxiety” berasal dari Bahasa Latin “angustus” yang berarti kaku, dan “ango, anci” yang berarti mencekik. Dalam Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders 4th ed. (1994) American Psychiatric, kecemasan adalah perasaan ketakutan yang ditandai dengan gejala-gejala fisik seperti jantung yang berdebar, meningkatnya tekanan darah, berkeringat, merasa panik dan resah tanpa alasan yang jelas.

Continue reading