Kita sering kali pada waktu menghadapi penderitaan lebih terfokus untuk penderitaan-penderitaan sehingga bagitu banyak orang bergumul untuk bersyukur. Bagaimana mungkin seseorang dapat bersyukur ketika sedang menderita? Itu sama saja mensyukuri penderitaan, dan itu adalah kebodohan. Biasanya orang yang menderita mengeluarkan kata-kata keluhan, umpatan, kemarahan bahkan caci maki dari mulutnya, dan bukan ucapan syukur. Saat keadaan seperti ini begitu banyak orang bergumul untuk melihat kebaikan Allah dari sudut pandang yang lain ketika seseorang menghadapi penderitaan.
Bersyukur adalah puncak sukacita hidup, tidak ada hal lain dalam kehidupan yang melebihi perasaan aman, hangat, nyaman, suka, karena berada dalam genggaman kuasa kasih karunia. Dari situlah mengalir ungkapan syukur di dalam orang yang hatinya ada kasih Allah. Kenyataan hidup yang tidak enak dan penderitaan menjadi penghambat untuk mengucap syukur.